Namun demikian, keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya semakin hari semakin terancam keberadaannya, akibat deforestasi dan perburuan liar. Perusakan hutan tanpa belas kasihan demi memperoleh keuntungan dari kertas dan bubur kertas, kelapa sawit, serta pertambangan menyebabkan tutupan hutan di Indonesia hanya tinggal 48% dalam dekade terakhir. Terlebih, hutan Indonesia memiliki tingkat deforestasi yang paling cepat dibandingkan negara lain di seluruh dunia.
![]() |
©DANANGCAHYADI 2013
|
Belum lagi, gelar sebagai negara dengan megabiodiversitas nampaknya harus membuat Indonesia malu atas daftar panjang terkait satwa liar yang terancam punah. Sebanyak 184 jenis mamalia, 119 jenis burung, 32 jenis reptil, dan 32 jenis amphibi tercatat sebagai satwa terancam punah oleh IUCN (2011).
Perubahan iklim yang melanda dunia bukan saja diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Greenpeace dalam laporannya, Hutan Tropis Indonesia dan Krisis Iklim menyatakan bahwa kerusakan hutan tropis bertanggung jawab atas seperlima emisi gas rumah kaca di bumi, jumlah yang lebih banyak dari akumulasi emisi dari pesawat, mobil, dan kereta di seluruh dunia. Secara ringkas, dijelaskan bahwa perusakan dan degradasi hutan berpengaruh besar terhadap perubahan iklim dalam dua hal, yaitu (1) perambahan dan pembakaran hutan melepaskan CO2 ke atmosfir serta (2) rusaknya hutan akan mengurangi area hutan yang menyerap CO2.
______________________"Melindungi hutan berarti menghentikan perubahan iklim. Jika kita menghancurkan hutan tropis yang tersisa, maka kita telah kalah dalam pertarungan menghadapi perubahan iklim" -Greenpeace Indonesia- |
Perusakan hutan merupakan tindakan non-kooperatif terhadap pelestarian hutan tropis yang secara nyata menghilangkan biomassa terbesar yang dimiliki bumi. Hutan tropis di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan pulau lain di Indonesia merupakan 'paru-paru' dunia, yang apabila dibiarkan semakin rusak, kita juga yang menanggung risikonya.
|
![]() |
©DANANGCAHYADI 2013
|
Selain itu, rusaknya hutan tropis memiliki imbas buruk terhadap keberadaan satwa di dalamnya. Satwa akan kehilangan habitatnya di alam, kehilangan ekosistem penyokong hidupnya, dan memungkinkan terjadinya konflik satwa dengan masyarakat di daerah penyangga. Hutan tropis di Semenanjung Kampar (Riau) misalnya, sebagai habitat beberapa jenis satwa dilindungi, termasuk harimau Sumatera. Sekitar 400-500 ekor harimau Sumatera di dunia yang hidup di alam Riau, jumlahnya mengalami penurunan seiring dengan kehancuran habitat alaminya. Peningkatan kegiatan perusakan hutan oleh perusahaan kertas sejak tahun 2001, membuat harimau tergeser dan mencari makanan di daerah dekat pemukiman. Hal ini memicu angka kematian manusia akibat serangan harimau meningkat dari rata-rata 2 menjadi 14 jiwa pertahunnya (Greenpeace).
Harimau Sumatera yang masuk dalam IUCN Redlist sebagai spesies terancam punah, merupakan spesies indikator sebagai tanda vital akan kondisi kesehatan hutan. Oleh sebab itu, ketika harimau tidak lagi dapat hidup di dalamnya, maka keberlangsungan hidupan hutan dan spesies lain di dalamnya juga turut terancam. Ditinjau dari segi kesehatan global, perburuan satwa dan perdagangan produk satwa secara ilegal, memiliki peluang risiko penyebaran penyakit zoonotik. Tindakan illegal trading and trafficking menjadi 'jalur cepat' penyebaran penyakit antarwilayah/negara.
Hidup di lingkungan urban terkadang membuat kita melupakan hubungan manusia dengan alam. Hutan tropis sebagai surga bagi berbagai spesies, harus kita lindungi dan lestarikan. Protect Paradise!, menjadi salah satu program dari Greenpeace untuk mengajak kita semua menjadi konsumen cerdas. Konsumen yang mengetahui produk-produk apa saja yang ramah lingkungan dan bukan dari produsen yang menghancurkan hutan. Kita tentu menginginkan produk kesayangan yang kita gunakan bersahabat dengan hutan dan satwa. Bagi kamu yang merasa ingin menjadi konsumen cerdas, ayo bergerak dan ambil bagian dalam Protect Paradise!
Kita sebagai masyarakat yang baik, hendaknya meningkatkan kesadaran kita terhadap kelestarian hutan dan satwa di dalamnya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan produk-produk berbahan dasar hasil hutan secara berlebihan serta berhenti memperjualbelikan satwa liar maupun produknya. Mari kita menjadi konsumen yang cerdas, yang tidak ikut serta dalam upaya perusakan hutan. Hutan Indonesia memiliki kekayaan yang tidak ternilai, yang harus kita lestarikan. Selamatkan hutan kita, Protect Paradise!
Referensi
- Mengaum Lebih Keras untuk Hutan Indonesia http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/Mengaum-Lebih-Keras-Untuk-Hutan-Indonesia/
- Hutan Indonesia dan Krisis Iklim http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/reports/hutan-tropis-indonesia...
- Greenpeace: Indonesia dapat memimpin Asia Tenggara dalam melindungi hutan dan laut http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/Greenpeace-Indonesia-dapat-memimpin-Asia-Tenggara....
- Presiden Bertemu Dengan Pemimpin Greenpeace di Rainbow Warrior: Menyambut Warisan Penyelamatan Lingkungan http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/Presiden-Bertemu-Dengan-Pemimpin-Greenpeace-di-Rainbow-Warrior....